Senin, 03 Juni 2024

Cara Agar Pembeli Nyaman dan Penjual Senang





Beberapa hari yang lalu, saat sedang scrolling media sosial, saya terhenti pada salah satu publikasi video yang katanya viral. Dalam video tersebut terlihat seorang perempuan muda mengarahkan kamera pada segelas minuman yang baru dibelinya di sebuah kios minuman. Tidak luput dari sorotan perempuan tersebut wajah ibu penjual minuman tersebut. Narasi yang disampaikan perempuan adalah bahwa harga minuman tersebut terlalu mahal, tidak sebanding dengan kualitas minuman yang dibelinya. Sepertinya video ini bertujuan sebagai bentuk protes sekaligus memperkenalkan wajah ibu penjual minuman kepada publik agar tidak membeli minuman di sana karena ketidaksebandingan kualitas minuman dan harganya.

Mungkin kita juga pernah mengalami situasi yang sama dengan fenomena di atas. Bercermin dari fenomena ini, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan penjual maupun pembeli agar kedua belah pihak sama-sama merasa nyaman setelah transaksi jual beli.

Hal yang Sebaiknya Dilakukan oleh Penjual


Bagi para penjual makanan atau minuman di manapun berada, sebaiknya menyediakan daftar harga makanan dan minuman yang disediakan. Hal bertujuan agar calon pembeli dapat mempertimbangkan pilihannya sebelum memutuskan untuk membeli. Bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa berupa spanduk daftar menu beserta harganya, buku menu, ataupun lembaran kertas yang dilaminating.

Ketiadaan daftar menu dapat memicu konflik. Apalagi jika pembeli merasa bahwa harga makanan atau minuman yang dijual terlalu mahal. Jika situasi ini terjadi, penjual bisa dianggap pemalak.

Oleh sebab itu, demi kenyamanan bersama, akan lebih baik jika penjual menyediakan daftar menu dan harganya. Sehingga pembeli tipe malu bertanya bisa dengan nyaman memilih menu.

Hal yang Sebaiknya Dilakukan Pembeli


Dalam memutuskan di kios mana akan berbelanja, pembeli biasanya akan melihat-lihat pajangan yang tersedia pada kios. Jika beberapa kios terlihat memajang menu yang hampir sama, sebaiknya pembeli memilih kios yang memiliki daftar menu dan harganya. 

Jika tidak menemukan kios yang punya daftar menu dan harga, tidak ada salahnya menanyakan harga dari menu yang disediakan di awal sebelum memesan menu. Hal ini penting untuk kenyamanan hati saat berbelanja agar tidak merasa ditipu di akhir setelah transaksi jual beli terjadi. Jika harga menu terasa mahal di kantong, coba saja tawar. Jika penjual tidak bersedia jika dagangannya ditawar, penjual cukup minta maaf karena tidak jadi membeli, lalu beralih ke kios lainnya. Tidak perlu khawatir dianggap pelit ataupun perhitungan. Bukankah jual beli baru sah jika ada rasa saling rela antara penjual dan pembeli?

Jika kedua belah pihak saling berupaya menjaga kenyamanan bersama. Mungkin tidak akan ada lagi kekecewaan setelah berbelanja. Indahnya kehidupan jika di antara kita saling menjaga harmoni. 



3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Tips yang cukup bermanfaat, Kak. Nah, sebagai pembeli juga harus menerapkan adab yang baik. Jika memang apa yang telah dibeli tidak sesuai dengan ekapektasi, harus berani menyampaikan secara baik pada penjual. Apalagi yang dibeli makanan atau minuman dan dinikmati di kedainya. Nah, cara menyampaikannya bisa dengan memberi saran. Misal, "Bu, maaf, menurut saya tadi minumannya kurang manis. Kalau ditambah gula atau sirup psti jadi lebih seger."

    BalasHapus
  3. kadang adab penjual dan pembeli ini kerap dilupakan di era serba online ini. Baru saja saya baca berita seorang ibu yang malah berdebat dengan pegawai minimarket setelah anaknya yang tantrum mengacak-acak rak. Berangkat dari adab ini, beberapa minggu yang lalu saya konsisten COD dengan beberapa penjual yang responsif dan inisiatif, kendati harga barang yang mereka tawarkan relatif perlu menabung. Tetap konsisten menebar semangat.

    BalasHapus

Mengenal Jamal Irfani, Mantan Pegawai Bank yang Menemukan Kebahagiaan Diri Sebagai Penulis

"Kita semua hidup di lintasan masing-masing. Berjalan dengan kaki sendiri-sendiri dan dalam waktu sendiri pula. Jangan berpikir untuk b...