Minggu, 23 Juni 2024

Mengenal Jamal Irfani, Mantan Pegawai Bank yang Menemukan Kebahagiaan Diri Sebagai Penulis


"Kita semua hidup di lintasan masing-masing.
Berjalan dengan kaki sendiri-sendiri dan dalam waktu sendiri pula.
Jangan berpikir untuk balapan dengan orang lain. 
Sebab orang lain pun belum tentu mau diajak balapan." (Jamal Irfani)



Jamal Irfani adalah seorang penulis, editor, ghost writer, mentor menulis, dan pembicara di berbagai kesempatan. Anak bungsu dari dua bersaudara ini di awal karir kepenulisannya sempat membangun personal branding sebagai penulis yang suka marah-marah dan suka thriller. Namun Jirfani, demikian ia kerap disapa, justru lebih dikenal sebagai  pembunuh dan penulis yang banyak bikin cerita berdarah di sepanjang tahun 2021 hingga 2023.  Saat ini Jirfani lebih suka dikenal sebagai tukang ojek profesional yang belajar menulis.


Mengenal Jamal Irfani Lebih Dekat




Pria asli Betawi yang berdomisili di Tangerang ini lahir di Jakarta, 1 Desember 1985. Sehari-hari, suami dari dr. Diny ini memiliki kesibukan ngojek, menulis, dan mengasuh Sobatnulis. Makan merupakan hobi dari ayah satu anak ini. Motto hidupnya adalah bertakwalah semampumu. Selama masih hidup, berarti masih mampu.

Alumni psikologi UI ini pernah menjalani profesi sebagai penjual buku saat SMA. Kemudian menjadi guru les privat, bimbel, dan penjaga perpustakaan waktu kuliah. Setelah lulus kuliah, menjadi guru BK dan muatan lokal di SMA ia lakoni. Pernah menjadi pegawai bank selama 13 tahun, saat ini Jirfani menjalani profesi baru sebagai bapak-bapak sotoy. Demikian ungkapnya saat ditanya tentang profesinya.

Totalitas Jirfani dalam menjalani profesinya tidak tanggung-tanggung. Atas kesungguhannya, Jirfani berhasil prestasi berikut:

  1. Tahun 2019 bersama tim menjadi juara 1 Mandiri Syariah Innovation Award 2019
  2. Tahun 2021, bersama tim menjadi juara 1 BSI Innovation Award 2021.

Pencapaian ini sangat berkesan bagi Jirfani karena bisa ikut lomba dan menang dengan saingan sebanyak 20 ribuan pegawai.


Juara 1 Mandiri Syariah Innovation Award 2019 (Sumber: https://www.jirfani.com/p/tentang-saya.html)

Karir Jirfani di Dunia Kepenulisan



Saat duduk di kelas 6 SD, Jirfani muda pernah mencoba menulis novel. Namun ia merasa capek lantaran menulisnya pakai pulpen. Setelah lulus kuliah ketika di kantor, sekitar 2010 hingga 2011 Jirfani sering menyebarkan cerpen karyanya ke seluruh warga kantor. "Seneng aja gitu", ungkapnya saat menceritakan pengalamannya menyebar cerpen ini. 

Jirfani mulai merasa bahwa menulis adalah passion-nya sejak mulai ikut menulis di buku. Lebih tepatnya sejak ia sadar untuk percaya mengejar sesuatu yang tidak harus sama dengan keinginan orang lain. Jirfani mengungkapkan bahwa selama 30 tahun lebih ia hidup, ia pernah merasa bahwa ia itu cuma hidup demi memuaskan dan menyenangkan orang lain. Banyak prestasi yang diraih, lumayan sering mendapat ranking, banyak ikut kegiatan ini itu, tetapi ia tidak merasakan rasa nyaman yang sempurna. Tetap ada rasa senang saat menjalani kegiatannya, namun seperti ada rasa bahwa ia melakukannya bukan karena keinginan sendiri. Hingga saat sang kakak, Lathifah Barkah, mengajaknya ikut menulis untuk buku antologi berjudul Riba Raib Terbitlah Rida pada tahun 2020, Jirfani seperti menemukan bahwa menulis adalah sesuatu yang gue banget.

Setelah menulis buku antologi pertamanya, enam bulan berikutnya Jirfani berhasil menerbitkan buku pertamanya berjudul Aku Mau Kamu Tahu Aku Marah (AMKTAM). Di dalam AMKTAM itu dicerita tentang kesakitan si Jamal Irfani selama hidup. Di-bully, membenci hidup, dan berharap ketabrak kereta hampir tiap hari. Lantas, terselamatkan karena beberapa hal: istri, anak, dan tulisan berdarah. Ya, bagi Jirfani, ini merupakan coping mechanism-nya.

Rabu, 19 Juni 2024

Inilah 5 Perilaku Pengendara Kendaraan Bermotor yang Berpotensi Membahayakan Pengendara Lain

 

Ilustrasi lampu sein (sumber : https://moladin.com/blog/lampu-sein/)


Saat ini, berkendara menggunakan sepeda motor bukanlah hal yang asing lagi. Mulai dari orang tua yang sudah mulai berusia lanjut hingga anak SMP yang bahkan belum punya SIM menjadi pemandangan sehari-hari di jalanan. Di kota Pariaman, tempat tinggalku saat ini, sepeda motor sepertinya merupakan alat transportasi utama para warganya. Bisa dengan menyewa ojek atau pun sepeda motor milik pribadi.

Setiap pengendara, termasuk pengendara sepeda motor, tentunya harus memenuhi syarat dan peraturan yang berlaku agar boleh secara sah dalam mengendarai sepeda motor, seperti memiliki SIM, membawa STNK, memakai helm, dan sebagainya. Meskipun aturan ini sudah umum diketahui dan umumnya dipatuhi para pengendara sepeda motor, namun menurutku masih ada perilaku sebagian pengendara yang bersikap seenaknya dan membuatku merasa terzalimi. Mengapa pengendara sepeda motor yang menjadi sorotanku saat ini? Sebab bedasarkan pengalaman dan pengamatanku, memang pengendara sepeda motor yang lebih sering melakukan tindakan yang dapat merugikan pengendara lainnya.

Inilah 5 Perilaku Pengendara Sepeda Motor yang Berpotensi Mencelakai Pengendara Lain

    1. Berbelok Tanpa Menghidupkan Lampu Sein

Lampu sein merupakan salah satu alat komunikasi antar pengendara kendaraan bermotor. Tentunya tidak praktis apabila pengendara kendaraan yang berada di posisi lebih depan harus berhenti, lalu berbicara kepada pengendara di belakangnya bahwa dia ingin berbelok ke arah kanan, misalnya. Lampu sein iniah yang mengabarkan kepada pengemudi di belakang bahwa kendaraan akan di belokkan sesuai posisi lampu sein yang dihidupkan. Jika ingin belok kanan, maka lampu sein kanan yang dinyalakan. Demikian pula sebaliknya. Pada kendaraan yang lampu seinnya mungkin sedang rusak, pengendara biasanya akan melambaikan tangan ke arah kanan atau kiri sesuai tujuan arah belok pengendara. Cara ini mungkin cukup efektif namun tetap mengandung bahaya bagi pengendara sepeda motor karena dalam beberapa saat hanya memegang salah satu gagang sepeda motor saja.

Adakalanya pengendara sepeda motor tidak menghidupkan lampu sein kendaraannya saat hendak bebelok. Kondisi ini dapat membahayakan pengendara kendaraan di belakang yang mungkin tidak siap dengan perubahaan arah yang mendadak ini. Tindakan pengendara yang tidak menghidupkan lampu sein saat berbelok seolah menunjukkan sikap egois dari pelakunya. Sikap seperti itu tentu harus kita hindari.

 

            2. Menghidupkan Lampu Sein Kanan Padahal Mau Belok Kiri

Perilaku menghidupkan lampu sein kanan padahal mau belok kiri juga sering kutemui. Hal ini sering disandangkan pada “emak-emak” yang membuat “emak-emak” disebut sebagai penguasa jalanan. Padahal tak jarang bapak-bapak juga melakukan hal yang sama.


3. Menghidupkan Lampu Sein Tepat Saat Berbelok

Menghidupkan lampu sein tepat saat berbelok sama membahayakannya dengan tidak menghidupkan lampu sein saat berbelok. Idealnya, lampu sein sudah dihidupkan sekitar 10 -20 meter sebelum kendaraan berbelok.

 

4. Merokok Sambil Berkendara

Merokok sambil berkendaraan bisa membahayakan pengemudi di belakangnya. Hal ini disebabkan karena abu rokok yang berterbangan bisa saja masuk ke dalam kelopak mata pengendara di belakangnya. Sehingga membuat mata perih dan mengganggu konsentrasi pengendara di belakangnya.

 

5. Mengobrol dengan Pengendara Sepeda Motor Lainnya

Hal lain yang tak kalah sering dilakukan pengendara sepeda motor adalah mengobrol dengan pengemudi lainnya. Seringkali hal ini membuat setengah lebar jalan terpakai untuk kedua pengendara ini.

 

Itulah beberapa perilaku pengendara sepeda motor yang dapat membahayakan pengemudi lainnya. Kamu punya pengalaman serupa? Cerita, yuk!

Sabtu, 15 Juni 2024

Ingin Anak Menjadi Hafizh Al-Qur'an? Ini 8 Cara Mewujudkan Anak Hafiz Al-Qur'an Juz 30

 

Gambar PNG berasal dari id.pngtree.com


Bagi setiap muslim, menjadi seorang hafiz Al-Qur'an merupakan sebuah impian besar. Begitu juga saat telah memiliki anak, terbersit harapan agar kelak anak-anak juga menjadi Hafiz Al-Qur'an. Jangankan hafal 30 juz, keberhasilan anak menghafal juz ke-30 dalam Al-Qur'an saja sudah sangat menghadirkan kebahagiaan tiada tara di dalam hati setiap ayah bunda kaum muslimin. 


Meskipun tidak mudah, namun kesempatan untuk membuat anak mampu menjadi hafiz Al-Qur'an selalu terbuka luas asalkan kita selaku orang tua selalu konsisten dalam upaya mewujudkannya.


Berikut ikhtiar yang bisa ayah bunda lakukan untuk mewujudkan anak-anak saleh-salehah menjadi hafiz Al-Qur'an.


1. Luruskan niat karena Allah Swt.


Rasulullah Saw. pernah bersabda yang artinya “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]


Hadits ini menekankan pentingnya niat yang benar sebelum melakukan setiap amal. Usaha kita dalam mewujudkan anak menjadi hafiz Al-Qur'an hendaklah diawali dengan niat meraih keridhaan Allah Swt. Bukan karena mengharap pujian atau imbalan dari orang lain.


2. Senantiasa Berdoa kepada Allah Swt. Agar Ayah Bunda dan Anak-anak Diberikan Rasa Suka dan Senang dalam Menghafal Al-Qur'an.


Terwujudnya anak yang hafiz Al-Qur'an tidak terlepas dari kehendak Allah Swt. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati berdoalah selalu kepada Allah Swt. agar Allah jadikan kita dan anak-anak kita menjadi hamba-Nya yang suka, senang, dan cinta membaca dan menghafal Al-Qur'an.


3. Sering Memperdengarkan Tilawah Al-Qur'an juz 30 di Dekat Anak.


Jika waktu dan keadaan sesuai, perdengarkanlah tilawah Al-Qur'an juz 30 sesering mungkin kepada anak. Bisa melalui bacaan langsung dari ayah bunda ataupun melalui media seperti rekaman suara atau dari aplikasi Al-Qur'an yang ada di ponsel ayah bunda. Akan lebih bagus lagi jika kegiatan ini sudah dimulai sejak anak masih di dalam kandungan.



4. Tambah atau Ulangi Hafalan Ayah Bunda di Dekat Anak


Ketika ayah bunda ingin menambah atau mengulang hafalan pribadi, tidak ada salahnya melakukannya di dekat anak. Sehingga anak jadi termotivasi untuk ikut menambah hafalannya. Jika perlu, lakukan bermain peran di mana anak menjadi guru dan kita menjadi murid. Saat ayah bunda selesai membaca satu ayat yang juga sudah dihafal anak, minta anak mengoreksi benar atau salahnya hafalan ayah bunda. Dengan kegiatan ini diharapkan mampu menambah semangat dan kepercayaan diri anak dalam menghafal Al-Qur'an.


5. Membacakan Buku Komik Anak Islami tentang Menghafal Al-Qur'an.


Membacakan buku komik anak Islami mengandung seistana manfaat untuk anak di antaranya menambah semangat anak untuk senang menghafal Al-Qur'an. Salah satu komik yang bagus untuk menambah motivasi anak menghafal Al-Qur'an yaitu komik yang diterbitkan Gema Insani berjudul “Aku Cinta Al-Qur'an” yang ditulis oleh Lina Herlina. 


Sumber: Gema Insani



6. Menyekolahkan Anak di Rumah Tahfiz Al-Qur'an


Selain membimbing hafalan anak di rumah, menyekolahkan anak di rumah tahfiz juga dapat dilakukan sebagai ikhtiar untuk manjadikan anak sebagai hafiz. Selain menambah hafalan, rumah tahfiz biasanya juga memiliki program tahsin Al-Qur'an. Melalui program tahsin ini, anak akan diperbaiki bacaan Al-Qur'annya agar sesuai dengan tajwid. 


7. Mengapresiasi Setiap Kemajuan Anak


Ingatlah untuk bersyukur di setiap kemajuan yang diperlihatkan anak, termasuk bertambahnya hafalan anak. Ungkapkan kegembiraan ayah bunda atas bertambahnya hafalan anak, atau karena semakin tepatnya makharijul huruf yang diucapkan anak. 


8. Berusaha Kuat Melawan Rasa Ujub dan Riya yang Hadir di Dalam Hati


Saat anak semakin bertambah hafalannya, adakalanya muncul ujub dan riya di dalam hati. Ujub adalah merasa takjub atas nikmat sehingga menimbulkan rasa tinggi hati serta lupa bahwa nikmat tersebut adalah karena kehendak Allah Swt. bukan karena kehebatan diri. Sementara riya adalah memamerkan kebaikan atau nikmat yang didapatkan dengan harapan agar dipuji orang lain atas perbuatan baik yang dilakukan atau nikmat yang diterima tersebut. Keduanya merupakan penyakit hati yang harus ayah bunda hindari termasuk dalam upaya mewujudkan anak yang hafiz Al-Qur'an. 


Semoga tips ini bermanfaat untuk ayah bunda dan anak shaleh dan shalehahnya berhasil menjadi hafiz Al-Qur'an. Aamiin. 


Selasa, 11 Juni 2024

Ujian Sebelum Tidur Siang

Siang kemarin di kotaku, cuaca sangat cerah. Langit biru terang dihiasi gumpalan-gumpalan kecil awan-awan putih cemerlang. Angin berhembus santai. Benar-benar suasana yang mengundang rasa nyaman dan menarik kedua pasang kelopak mata untuk saling bertaut. Padahal tanggung jawab mengawas ujian sedang menuntut untuk ditunaikan. Sekuat tenaga kuberjuang menahan rasa kantuk agar tak kebablasan menjadi lelap.

Pulang dari sekolah, sesampainya di rumah dan tunai melaksanakan salat Zuhur, sejuknya tiupan kipas angin memanggil-manggil diri ini untuk bersantai. Tak butuh waktu lama untuk sampai di atas kasur, merebahkan tubuh, memejamkan mata, dan menuju alam mimpi. Namun, tak semudah itu Marimar! Udara yang panas melunturkan kesejukan mengalahkan kuatnya putaran kipas angin. Badan bolak-balik kiri kanan mencari kenyamanan, hingga akhirnya aku hampir berhasil mencapai alam bawah sadar. Talayang, kalau istilahnya orang Minang. 

Tiba-tiba ponselku berdering.

"Siapa yang menelepon?" pikirku.

Ternyata nomor baru yang menghubungi.

"Angkat, enggak, ya? Jangan-jangan promosi like konten berhadiah uang itu lagi?" 

Agak malas kumengangkat telepon ini awalnya. 

"Tapi, angkat sajalah. Siapa tahu penting," pikiranku mencoba berbaik sangka.

"Halo, Kak. Motornya masih ada, Kak?" suara seorang pria dari seberang memulai pembicaraan. 

"Motor? Motorku gimana maksudnya?" pikiranku berbicara. Mulutku masih diam.

"Halo, Kak! Motor yang di-postingan Fb Kakak itu masih ada, Kak?"

"Hadeh.. Jangan-jangan orang ini lihat postingan di Facebook, lalu salah nomor, kayak kejadian waktu itu?" masih pikirku. 

Ingin rasanya langsung mematikan panggilan itu. Lagian, pria ini memulai pembicaraan tanpa kata pengantar dulu. Perkenalkan diri dulu, kek, atau informasikan akun Fb mana yang dia lihat. Tapi, kalau diabaikan saja, takutnya malah nelpon-nelpon terus nanti. Mana aku lagi ngantuk. 

"Maaf, saya tidak pernah posting motor di Facebook," kucoba menyabarkan hati.

"Halo, Kak. Gimana, Kak?"

"Maaf, saya tidak pernah posting motor di Facebook. Mungkin Bapak salah orang?"

"Oh, salah orang ya, Kak? O, ya. Maaf ya, Kak!" 

Lalu panggilanpun terputus.

Hhhuuff. Leganya. Walaupun aku agak kesal juga karena acara tidur siangku terganggu. 

Teng ... Tong ... Teng ... Ponselku berdering lagi. Kulihat layarnya. Sepertinya, nomor yang tadi lagi. Kucoba angkat saja. Sepertinya pria ini belum paham ucapanku tadi.

"Halo, Kak. Maaf, Kak. Tapi nomor yang di-postingan itu sama dengan nomor ini, Kakak," pria itu mencoba menjelaskan.

 "Kakak dapat nomor saya dari akun Fb yang mana?"

"Sebentar ya, Kak," lanjut pria itu.

Pria itu lalu mematikan panggilannya. Sesaat kemudian masuk dua fail yang kuduga foto masuk ke dalam pesan WA-ku.

Deg. Tiba-tiba aku cemas.

         Ini penipuan, enggak, ya?

         Apa perlu ku-download kedua foto itu?

         Ini phising, enggak, ya?

Pikiranku berkecamuk. Aku ragu-ragu memutuskan untuk mengunduh foto itu atau tidak. Aku pun belum sepenuhnya paham tentang phising. Namun, rasa penasaranku yang kuat mengalahkan kekhawatiranku tentang phising. Aku pun mengunduh foto itu. 


Fail foto yang awalnya buram itu telah berubah menjadi foto sepeda motor berwarna merah. Pada kiriman foto berikutnya, ada potongan postingan yang mencantumkan nomor WA-ku.

"Nih, Kak," ujar pengirim pesan dengan tampilan foto profil WA berupa seorang pria yang sedang duduk di atas skuter hijau.
 
Merasa tak mengenali sepeda motor ini, aku pun membalas pesan pria itu.

"Maaf, Kak. Saya tidak pernah posting itu dan itu bukan akun saya. Silakan konfirmasi ke pemilik akun tentang kebenaran nomor-WA-nya," jawabku, "coba klik kirim pesan di Whatsapp." 

Aku berharap pria itu memahami maksudku.

Tak lama kemudian, ia mengirimkan link FB sumber foto sepeda motor merah itu. Aku klik saja link-nya. Ternyata benar. Ada nomor WA-ku tercantum di sana. 

         Duh ... Bener-bener nih, orang.

         Bisa-bisanya dia mengetik nomor WA-ku di-postingan-nya. Ini kelalaian atau memang sengaja, ya?

Pikiranku kian sibuk. Rasa ingin marah muncul di hatiku. Tak sabar rasanya ingin segera menuntaskan masalah ini. Tanpa berpikir panjang, aku segera mengeklik "kirim pesan di Whatsapp".

"Ya, ampun. Ternyata sangat mirip," pikiranku bergumam. 

Nomor WA kami berbeda di angka terakhir. Aku 79, dia 70.

Segera kukirimkan nomor yang mirip nomor WA-ku itu kepada pria tadi dengan harapan dia bisa langsung menghubungi pemosting foto sepeda motor merah. Sementara, sebuah pesan otomatis hadir dan tertuju pada pemilik nomor WA berujung 70 itu. Segera saja kukirimkan pesan otomatis itu. 

"Apa masih ada?" teriring link postingan sepeda motor merah yang juga otomatis berada disamping pertanyaan ini.

"Masih," detik itu juga pesanku dibalas.

Segera kukirim pesan padanya, "Halo, Bu ... Apakah ini postingan Ibu di Fb?" Aku telanjur pede menganggap pemilik nomor WA itu adalah seorang ibu-ibu.

"Iya," jawabnya singkat.

"Mohon maaf. Boleh minta tolong diedit nomor WA yang ditampilkan dipostingannya? Sebab no WA Bapak/Ibu seharusnya 08********70. Khawatirnya calon pembeli tidak bisa terhubung kepada Bapak/ Ibu. Justru malah menghubungi saya. 🙏 Nomor WA kita mirip," penuh semangat aku menjelaskan, "Beda 70 dan 79 saja."

"Owhh iya, ya ... ?? Maaf, ya," jawabnya.

"Terima kasih atas responnya. Semoga lain waktu lebih teliti lagi ya. Pak/Bu. Semoga bisnisnya lancar. 🙏"

Huufft ... Nyaris saja aku  marah-marah kepada si Ibu atau mungkin si Bapak itu. 

Tak berselang lama, si pria peminat sepeda motor merah menghubungiku kembali.

         Duh, apa enggak bisa langsung telepon yang bersangkutan saja? 

         Kan, sudah kukirimkan nomornya.

Pikiranku mulai mengomel. Aku sudah malas mengangkat telepon pria itu.

"Berarti ini penipuan, Kak?" bunyi pesan pria itu karena teleponnya tak kuangkat.

"Saya kurang tahu, Kak," jawabku.

"Bisa pula nomor Kakak dicantuminnnya," lanjut pria itu.

"Tadi saya coba klik link "kirim pesan di Whatsapp" yang ada di postingan fb tersebut," kucoba menceritakan kembali komunikasiku dengan pemosting sepeda motor merah kepada pria itu," ini respon beliau," lanjutku.

Kulampirkan juga screenshoot percakapanku dengan si Ibu atau Bapak itu.

"Oke, Kak, 👍👍" pria itu membalas.

Akupun tergelitik untuk mengecek kembali postingan sepeda motor merah tadi. Ya, nomor WA yang tercantum sudah berganti dengan nomor berbuntut 70. Segera ku-screenshot lagi pembaruan postingan tersebut dan kukirim kepada pria itu.

"Sekarang sudah beliau ganti nomor WA yang ada di-postingan beliau dengan nomor belakang 70," ketikku dengan perasaan senang.

"Makasih, Kakak atas pencerahannya," pria itu membalas.

"Sama-sama, Kak, " jawabku menutup pembicaraan.

         Ternyata untuk tidur siang ada ujiannya dulu. 

         Meski tidur tertunda aku tetap merasa bahagia.

         Rasa kantukku mulai hilang, namun aku masih ingin tidur.

         Ya, sudah. Mari kita coba lagi.

Demikianlah kata pengantar dalam pikiranku sebelum mencoba rebahan lagi. 

         Selamat tidur siang!







Lebih Akrab dengan EYD V


Teman-teman sudah kenal dengan EYD V?

Dalam kaidah Bahasa Indonesia, pemerintah Republik Indonesia menyediakan panduan yang bertujuan untuk memudahkan kita untuk saling memahami, memastikan pesan yang akan kita sampaikan terkirim dengan jelas, dan  diterima dengan jelas pula. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Edisi V (EYD 5) yang diluncurkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (BPPB Kemendikbudristek) pada tanggal 18 Agustus 2022 ini merupakan edisi terbaru dari EYD.

Saat ini, saya sedang mengikuti Open Recruitment One Day One Post (Oprec ODOP).  Sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas ODOP untuk merekrut anggota baru komunitasnya. Selama 35 hari berturut-turut kami ditantang untuk mampu menulis secara konsisten dengan tema bebas di blog pribadi dengan satu tema tantangan setiap seminggu sekali. Selama kegiatan, kami juga dibekali materi-materi yang mendukung pengetahuan dan keterampilan dalam kepenulisan.

Salah satu materi yang diberikan yaitu EYD V. Materi ini disajikan oleh kak Yoga Palwaguna. Saat ini beliau beraktivitas sebagai Operation Manager di Rakata, sebuah platform konten digital dari Rakata, Mizan. Sebelumnya, beliau bekerja sebagai editor in house di sebuah penerbit buku-buku nonfiksi bertema bisnis bernama Billionaire Store di Bandung. Beliau juga menyediakan jasa penulisan dan penyuntingan naskah pada platform Instagram teman.tik.

Adapun perbedaan aturan penulisan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan EYD V antara lain sebagai berikut:

No.

Aturan pada PUEBI

Aturan pada EYD V

1.

Belum ada aturan tentang monoftong

Penambahan monoftong, yaitu dua huruf vokal yang dilebur menjadi vokal tunggal. Monoftong dalam Bahasa Indonesia diwakili oleh gabungan huruf vocal eu.

2.

Penulisan kata “maha” dapat digabung dan dipisah

Semua kata “maha” yang diikuti kata dasar yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, ditulis terpisah dengan awal kapital sebagai pengkhususan.

3.

Penulisan bilangan yang dinyatakan dalam satu atau dua kata ditulis dengan huruf

Penulisan bilangan yang dinyatakan dengan lebih dari satu kata ditulis menggunakan angka.

4.

Penggunaan tanda titik dua sebagai pemisah angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu hanya menggunakan tanda titik.

Penggunaan tanda titik dua sebagai pemisah angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu dapat tanda titik dua maupun tanda titik

5.

Penulisan judul diapit menggunakan tanda petik.

Penulisan judul selain dengan penggunaan tanda petik, ada beberapa judul yang penulisannya dimiringkan seperti judul buku, kumpulen cerpen, surat kabar, majalah, jurnal ilmiah, album lagu, acara televisi, siniar, dan film.

6.

Diakritik untuk huruf (e), terdapat tiga penjelasan tentang cara pengucapan huruf (e)

Ada dua penjelasan tentang cara pengucapan huruf (e). Yang dihilangkan adalah cara pengucapan huruf e seperti pada kata “ember”, “pendek”, “eceng gondok”, dll.

  

Dalam EYD V, hal-hal yang diatur adalah:

  • Penggunaan Huruf,
  • Penggunaan Kata,
  • Penggunaan Tanda Baca, dan
  • Penulisan Unsur Serapan

 

Beberapa Kesalahan Penulisan yang Umum

 

         No.

Jenis Kesalahan

Contoh Penulisan yang Salah

Contoh Penulisan yang Sesuai Aturan

1.        

Penggunaan huruf kapital di awal kutipan langsung

·    Ibu berpesan, “berhati-hatilah, Nak!”

·    “Besok pagi,” kata Rino, ”Mereka akan berangkat.”

·    Ibu berpesan, “Berhati-hatilah, Nak!”

·    “Besok pagi,” kata Rino, ”mereka akan berangkat.”

2.        

Penulisan Kata

·    mempercayai

·    anti kekerasan

·    memercayai

·    antikekerasan

3.        

Penggunaan Tanda Baca

·    “Maju…jalan!”

·    “Maju … jalan!”


Tips dari kak Yoga bagi kita dalam menggunakan EYD V adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengecek panduan lengkap EYD V, bisa mengunjungi ejaan.kemdikbud.gp.id/eyd. Saya juga mencoba browsing-browsing di internet, EYD V juga dapat diakses melalui https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/produk-detail/3685/ejaan-yang-disempurnakan-eyd
  2. Cari tahu apa yang mau kamu tulis. Apakah untuk keperluan resmi atau untuk tulisan bebas seperti takarir media sosial.
  3. Tidak semua tulisan harus sesuai dengan EYD. Perhatikan siapa yang menjadi target pembacamu.
  4. Pertimbangkan juga aturan selingkung jika dikirim ke penerbit atau media tertentu.

Kak Yoga juga menyampaikan kiat untuk memahami EYD V, yaitu:

  • Tidak usah dihapal
  • Tiap ragu, cek situs EYD V
  • Tingkatkan kepekaan dengan sering membaca berbagai jenis dokumen atau tulisan

Nah, demikianlah materi tentang EYD V yang disampaikan oleh kak Yoga Palwaguna. Semoga bermanfaat dan menambah semangat kita untuk meng-update wawasan kebahasaindonesiaan  kita.

Minggu, 09 Juni 2024

Mengapa Aku Menulis?



Mengapa aku menulis?

Pertanyaan ini membuatku mundur ke masa lalu, saat masih duduk di Sekolah Dasar (SD). Menulis merupakan salah kegiatan pembelajaran yang tidak kusukai. Apalagi kalau tugas menulisnya adalah membuat karangan. Rasanya wajahku langsung mengerut begitu guru kelasku menyampaikan bahwa tugas bahasa Indonesia hari itu adalah mengarang. Tapi, kalau tugas mengarangnya adalah kegiatanku selama liburan, agak mendingan, sih. Sebab aku hanya perlu menceritakan kembali pengalamanku selama liburan sekolah.

Singkat cerita, akhirnya aku memiliki buku diary. Kalau teman-teman waktu sekolah dulu sudah punya buku diary sejak SD, aku baru punya saat duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Atas (SMA). Buku diaryku pun hanya berupa buku tulis isi 100. Bukan berupa buku cantik berwarna-warni yang memang dijual dengan nama buku diary.

Saat itu buku diaryku diisi dengan menuliskan poin-poin penting tentang pengalaman di hari itu. Quotes menarik pembangkit motivasi ataupun pemicu kedamaian hati. Saat itu aku masih belum enjoy bercerita luwes di dalam diary. Takut kalau tiba-tiba diaryku sampai di tangan orang lain, lalu isi diaryku dibaca, rahasiaku terungkap. Jadi meskipun namanya buku diary, tapi isinya tetap sepi karena memang tidak diisi setiap hari.

Saat kuliah, ketika jauh dari orang tua, diary mulai sering menjadi wadah menampung keluh kesah, mencatat rencana-rencana pribadi, tempat cerita perihal kisah hati yang mulai dicari atau pun mencari koneksinya, tempat menulis mencatat pesan menarik dari buku atau majalah yang dibaca, serta tempat merilis emosi yang sedang tak bersahabat. Jadilah masa kuliah adalah masa produktif menulis yang membuatku berhasil mewujudkan beberapa seri buku diary. 

Sampai di fase ini, aku semakin bebas mengekspresikan diri. Namun, sifatnya ya masih rahasia pribadi. Aku belum berani mempublikasikan tulisan-tulisanku, meskipun keinginan untuk publikasi sudah ada. Diary-diaryku itu benar-benar kujaga dan kubela agar tak seorangpun bisa mengaksesnya. 

Kehadiran Friendster (ada yang kenal, enggak, ya?) menjadi masa-masa awalku mulai mencoba memberanikan diri untuk menulis di publik. Meskipun hanya menuliskan "hallo" di bagian "shoutout"nya, bagiku tidak mudah awalnya. Meskipun pada akhirnya aku tidak terlalu aktif di Friendster.

Facebook menjadi platform perdana yang kugunakan untuk mempublikasikan tulisanku. Di sana aku pernah menuliskan puisi. Walaupun awalnya agak takut-takut juga kalau-kalau puisiku mendapat respon buruk dari teman-teman yang membaca.

Perkenalan dengan Blogger terjadi pada tahun 2011. Saat itu aku mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. Salah satu materi pelatihan yaitu tentang bagaimana cara menulis di blog. Aku sangat senang saat itu karena akhirnya aku memiliki blog pribadi. Saat itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang merintis Rumah Belajar, sebuah pelantar yang diharapkan mampu mengoneksikan guru, siswa, siapapun yang terkait dengan dunia pendidikan untuk saling berbagi ilmu, berbagi perangkat pembelajaran, dan sejenisnya. Kami, peserta pelatihan saat itu diharapkan mampu menulis konten terkait pendidikan di blog pribadi, misalnya berupa RPP dan sebagainya yang nantinya akan ditautkan di Rumah Belajar.

Awalnya aku sangat antusias dan punya mimpi untuk rajin mengisi blog yang telah kubuat itu. Namun pada akhirnya niat itu belum terwujud sebagaimana yang diharapkan. Penyebabnya antara lain karena ketidakmampuan manajeman waktu dengan baik, terlalu overthinking terhadap respon terhadap tulisan yang belum tentu juga dibaca oleh orang-orang, ataupun rasa takut jika tulisanku menyinggung atau melanggar norma-norma yang ada. 

Meskipun demikian, di dalam lubuk hati yang paling dalam. Aku masih punya keinginan untuk tetap menulis dan mempublikasikan tulisanku. Alasannya antara lain ingin tulisanku menjadi salah satu amal jariyah yang tetap bisa memperpanjang usiaku meskipun aku telah tiada. Bukankah salah satu amalan yang tidak putus pahalanya ketika kita sudah wafat adalah ilmu yang bermanfaat? Oleh sebab itu aku berharap tulisan yang kupublikasikan menjadi salah satu jalan bagi tersebarnya ilmu yang bermanfaat.

Alasan lainnnya tentu saja melihat adanya potensi "cuan" yang mungkin terbuka lewat tulisan. Jadi, selain bermanfaat untuk orang lain, aku juga berharap tulisanku punya manfaat ekonomis terhadap pribadi. 

Rencana ke depan, aku ingin lebih aktif lagi di dunia kepenulisan. Saat ini aku sedang mencari-cari bentuk tulisan seperti apa yang menjadi kekuatanku. Sehingga segala ide yang terlintas atau pun fenomena yang tertangkap oleh indera dapat kusalurkan dengan baik dan sampai kepada pembaca dengan menyenangkan.

Duh, sudah hampir tengah malam. 

Sudah dulu ceritanya, ya.

Sampai jumpa di cerita-cerita berikutnya.



Kamis, 06 Juni 2024

Resep Gulai Pucuak Ubi Teri Medan

 


Beberapa hari yang lalu sempat lewat di beranda instagram saya sebuah postingan yang membahas tingginya nilai gizi yang terkandung dalam teri medan. Teri medan merupakan jenis teri dengan ukuran sedang yang berwarna putih dan cukup populer di Indonesia. Biasanya teri medan yang diasinkan lebih sering ditemukan dibandingkan teri medan basah, khususnya di daerah tempat tinggal saya, Kota Pariaman. 


Nah, kemarin tidak seperti biasanya saya menemukan teri medan basah di pasar. Tanpa pikir panjang, saya segera membeli teri tersebut karena penasaran perbedaan rasanya dengan teri medan yang sudah diasinkan. Dimasak dengan daun pucuak ubi sepertinya bakal seru apalagi dicampur rebusan telur ayam. Pucuak ubi merupakan cara penyebutan daun singkong di sebagian daerah di Minangkabau. 


Hari ini saya mengeksekusi teri medan yang saya beli kemarin. Dan jadilah malam ini kami sekeluarga menikmati gulai pucuak ubi teri medan plus telur rebus.


Penasaran dengan resepnya?


Yuk, simak bahan-bahan dan cara membuatnya berikut ini.


Bahan : 

  • 1 ikat daun singkong
  • 300 gr teri medan basah
  • 9 butir telur ayam
  • 700 ml santan kental
  • 300 ml air
  • 1 batang sereh, digeprek
  • 2 buah asam kandis
  • 1 sdm ketumbar bubuk
  • 3 sendok teh garam
Bumbu yang dihaluskan:
  • 100 gr cabe hijau
  • 10 siung bawang merah
  • 2 butir kemiri
  • 1 ruas jempol jahe
  • 2 ruas jempol kunyit
Cara Membuat:
  1. Siangi daun singkong dari tangkainya. Cuci bersih.
  2. Cuci bersih teri medan.
  3. Cuci bersih semua bahan yang akan dihaluskan. Giling menggunakan batu lado atau blender.
  4. Cuci bersih telur. Rebus telur ayam hingga matang. Lalu kupas cangkangnya.
  5. Masukkan santan dan air ke dalam wajan.
  6. Campurkan bumbu halus, sereh, dan ketumbar bubuk ke dalam santan.
  7. Nyalakan api. Aduk-aduk santan hingga mendidih.
  8. Masukkan daun singkong dan teri medan ke dalam santan.
  9. Setelah daun singkong setengah matang, masukkan telur.
  10. Setelah daun singkong empuk, masukkan asam kandis.
  11. Koreksi rasa.
  12. Matikan api. Angkat dan sajikan.


Selamat Menikmati.







Rabu, 05 Juni 2024

Jangan Paksa Anakmu Jika Tidak Mau Anak Jadi Begini

Memiliki anak adalah salah satu anugerah besar yang diharapkan banyak orang. Di awal kelahirannya, orang tua merasa bebas memperlakukan anak sesuka hatinya. Mau dipakaikan baju apa, diberi makan apa, mau dibawa ke mana, bebas saja. Sebab bayi kecil nan lucu itu memang belum bisa apa-apa dan tidak bisa menentang keinginan orang tuanya.


Ketika usianya memasuki 2 hingga 5 tahun, anak mulai terlihat menunjukkan keinginan kuat untuk mengikuti kemauannya sendiri. Keinginan kuatnya itu diiringi dengan kemampuan mengungkapkan argumentasi pribadi kepada orang tua ketika kemauannya tidak selaras dengan kemauan orang tua.


Sebagai orang tua tentu tidak masalah bagi kita jika keinginan anak bersesuaian dengan keinginan kita. Masalah mulai muncul ketika anak mulai menunjukkan ketidakpatuhan terhadap keinginan kita. Ataupun saat anak tidak mengindahkan larangan kita. Situasi seperti ini tentu menjadi ujian bagi kita saat mengasuh anak. Adakalanya ketidakmampuan kita mengelola kesabaran diri membuat kita memaksa anak melakukan hal yang kita mau, apapun bentuk aktivitasnya. Rasa bahwa kita memiliki kuasa besar atas anak membuat kita melakukan tindakan pemaksaan secara sadar atau tidak dengan harapan anak bisa segera mengikuti kehendak kita.


Menurut situs kbbi.kemdikbud.go.id, memaksa berasal dari kata dasar paksa yang berarti memperlakukan, menyuruh, meminta, dengan paksa; berbuat dengan kekerasan (mendesak, menekan). Dalam tindakan memaksa, ada upaya yang kuat untuk membuat seseorang melakukan sesuatu meskipun ia tidak mau.


Memaksa mungkin efektif untuk waktu singkat. Namun dapat menimbulkan efek buruk jangka panjang.


Berikut efek jangka panjang yang mungkin timbul akibat pemaksaan. 



Anak Menjadi People Pleaser


People pleaser artinya seseorang yang merasakan dorongan yang kuat untuk menyenangkan orang lain, bahkan dengan mengorbankan dirinya sendiri (https://www.halodoc.com). Seorang people pleaser cenderung sulit untuk mengatakan tidak pada permintaan orang lain. 


Anak yang sering mengalami pemaksaan tentunya merasa menderita karena harus melakukan sesuatu yang tidak diinginkannya. Tak jarang anak harus mendapatkan hukuman karena tidak mau mengikuti kehendak orang tuanya. Akibatnya, mengikuti kehendak orang tua menjadi cara bagi anak untuk menghindari rasa sakit atau terlepas dari hukuman. Situasi ini jika sering alami anak akan membuat anak tumbuh menjadi people pleaser. Ia merasa tidak berdaya untuk menolak segala bentuk permintaan terhadap dirinya meskipun tanpa dipaksa.


Anak Tumbuh dengan Jiwa Pemberontak


Meskipun pada akhirnya anak menuruti kehendak kita setelah dipaksa, di dalam hatinya masih ada rasa penolakan. Awalnya mungkin anak akan mendongkol. Namun dalam jangka panjang, rasa dongkol ini akan menguat dan menumbuhkan jiwa pemberontak dalam diri anak. Jika kelak anak dewasa dan merasa punya kekuatan, bukan tidak mungkin anak akan menjadi pembangkang dan berbalik bersikap keras terhadap kita orang tuanya. 

 

Anak Mengalami Hambatan dalam Berekspresi


Anak yang sering mengalami pemaksaan akan sulit mengekspresikan emosinya. Ia terbiasa menahan emosinya. Ia tidak mendapatkan kesempatan untuk memvalidasi emosinya. Saat sedih, ia menahan diri untuk menangis. Saat gembira, ia menahan diri untuk tertawa. Saat marah, ia sungkan untuk mengungkapkan. Saat kecewa, ia cenderung menyalahkan diri sendiri. Anak menjadi mudah stress. 


Perkembangan Potensi Anak Jadi Terbatas


Tekanan yang dialami anak saat mengalami pemaksaan membuat anak takut mengeksplorasi diri. Ia cenderung hanya mengikuti apa yang diminta ia lakukan. Ia hanya cenderung melakukan apa yang ia rasa membuat orang lain senang meskipun ia tidak merasa demikian. Sehingga potensi yang mungkin ada dalam dirinya tidak berkembang.


Perilaku Hanya Muncul Jika Dipaksa


Tingginya intensitas pemaksaan kepada anak membuat anak cenderung menunggu perintah sebelum melakukan sesuatu. Ia tidak punya inisiatif. Sebab selama ini inisiatif pribadinya sering dikekang.


Anak Menjadi Antipati terhadap Kegiatan yang Dipaksakan


Jika anak sering dipaksa melakukan kegiatan tertentu dapat memicu anak merasa antipati terhadap kegiatan tersebut. Misalnya, balita yang sering dipaksa saat makan bisa membuat anak mengalami gerakan tutup mulut (GTM). Anak yang sering dipaksa untuk belajar matematika bisa membuatnya malah membenci matematika, dan sebagainya.


Demikianlah beberapa dampak jangka panjang yang timbul pada anak yang sering mengalami pemaksaan. Sebagai orang tua tentu kita tidak ingin anak-anak kita mengalami dampak tersebut. Jika kita tergolong sebagai orang tua yang terbiasa memaksa anak, ada baiknya kita mulai mengurangi hingga menghilangkan kebiasaan tersebut. Cobalah bangun komunikasi yang positif bersama anak. Beri anak ruang untuk mengemukakan pendapatnya. Biasakan diri untuk menyampaikan argumentasi tentang mengapa kita ingin anak melakukan hal yang satu dan melarang hal lainnya


Ingatlah, anak bukanlah sepenuhnya milik kita. Anak adalah titipan. Buatlah anak melakukan hal yang baik menurut kita tanpa membuat anak merasa terpaksa. Mungkin tidak mudah untuk mewujudkannya, namun bukan berarti tidak mungkin, kan? Perluaslah kesabaran kita. InsyaAllah kelak Allah Swt. kumpulkan kembali kita bersama anak-anak kita di surga-Nya.  


Selasa, 04 Juni 2024

5 Kunci Sukses Berbenah Ala Kelas Berbenah Sadis

Mungkin kita pernah merasa bahwa diri kita sudah rajin beberes dan merapikan rumah setiap hari. Namun rasanya rumah kita masih tampak berantakan dan terasa sempit.


Kemudian kita menyadari bahwa ternyata barang-barang di rumah kita sangat banyak. Ada juga di antara barang-barang tersebut yang sudah tidak bisa digunakan namun masih kita simpan dengan berbagai alasan. Misalnya, karena barang tersebut punya kenangan indah, perjuangan untuk mendapatkan barang tersebut sangat sulit, atau perasaan bahwa barang tersebut bisa jadi akan ada manfaatnya di masa depan.


Alasan-alasan tersebut membuat kita yang awalnya sudah ada keinginan berbenah barang menjadi mengurungkan niat. Hal itu terus berlanjut hari demi hari, bulan demi bulan, hingga hitungan tahun. Barang baru tetap berdatangan menambah kepadatan isi rumah tanpa diiringi upaya untuk mengeluarkan sebagian barang tersebut dari rumah. Alhasil rumah semakin ruwet dan memicu stress dalam diri kita.


Apakah teman-teman pernah mengalami hal yang sama?


Berawal dari keresahan diri tentang berbenah barang dan rumah, membawa saya pada takdir pertemuan dengan postingan bu Rika Subana di instagram. Judul reels instagram beliau waktu itu yaitu “Jangan Sampai Rezekimu Terhambat karena Masih Nyimpen Barang-barang Ini”. Setelah menyimak reels ini, saya pun memutuskan untuk mengikuti akun instagram beliau. Ternyata bu Rika merupakan founder Kelas Berbenah Sadis (Sabar dan Disiplin) alias KBS. Beliau membuka kelas berbenah barang secara periodik. Awalnya ingin ikut kelas beliau, namun karena rasa khawatir tidak bisa mengikuti kelasnya membuat saya tidak kunjung ikut kelas berbenah barang.


Sekitar tiga minggu yang lalu, bu Rika mengadakan live instagram. Saya pun tidak melewatkan kesempatan ini. Berdasarkan pemaparan beliau, ada 5 kunci sukses berbenah barang. Apa sajakah kuncinya?


Luruskan Niat


Setiap amal tergantung pada niatnya. Termasuk dalam hal berbenah. Temukan alasan terkuat mengapa kita harus berbenah. Apakah karena ingin memanjakan mata dengan melihat rumah yang tertata rapi dan bersih, atau agar hidup kita menjadi lebih simpel, atau karena ingin mencari ridha Allah. Tanyakan pada diri kita sendiri. Jika telah menemukannya maka niat ini akan menjadi pendorong yang agar kita bersemangat untuk berbenah barang.


Ubah Pola Pikir


Seringkali saat hendak mulai berbenah, muncul bisikan dalam pikiran kita bahwa berbenah barang itu sulit, berbenah itu membuat diri kita capek, atau berbenah hanya membuang waktu saja sebab tidak lama setelah berbenah maka rumah akan berantakan lagi. Nah, agar kegiatan berbenah ini berjalan sukses, kita perlu mengubah pola pikir kita menjadi lebih positif. Kita bisa menanamkan dalam pikiran kita bahwa berbenah itu mudah, atau berbenah itu menyenangkan. Pikiran yang positif akan memberikan komando pada raga kita untuk bergerak sesuai instruksi pikiran kita.


Buat Kalimat Penyemangat


Buatlah kalimat penyemangat di kertas atau sticky notes dan tempelkan di tempat-tempat yang mudah kita lihat. Misalnya dengan menuliskan “Aku suka berbenah. Berbenah membuat rumahku lebih bersih dan menentramkan.” Dengan seringnya melihat tempelan kalimat penyemangat tersebut mudah-mudah membuat semangat kita terjaga dalam kegiatan berbenah.


Buat Rencana Berbenah


Buat rencana berbenah agar kemajuan kegiatan berbenah kita terukur. Rencana berbenah bisa dibuat di tabel rencana berbenah di excel maupun secara manual di buku tulis. Cantumkan jenis barang yang akan dibenahi, tanggal rencana mulai berbenah, jumlah awal barang, jumlah akhir barang, dan tanggal selesai berbenah. Lakukan pencatatan secara konsisten.


Eksekusi Rencana Berbenah

 

Sebagus apapun rencana yang dibuat tidak akan memberikan dampak jika tidak dieksekusi. Ketika kita sudah menguatkan hati serta merencanakan kegiatan berbenah, maka segeralah laksanakan. Awalnya mungkin akan terasa berat. Namun dengan pembiasaan berbenah dengan penuh kesabaran dan kedisiplinan, insyaAllah akan membuat kita merasa kegiatan berbenah sangat menyenangkan. Apalagi jika hasil kegiatan berbenah telah kita rasakan kelak. Boleh jadi kegiatan berbenah akan menjadi salah satu cara me time favorit kita.


Itulah 5 kunci sukses berbenah ala KBS. Semoga memberi manfaat bagi teman-teman semua.


Terima kasih sudah berkunjung.






Senin, 03 Juni 2024

Cara Agar Pembeli Nyaman dan Penjual Senang





Beberapa hari yang lalu, saat sedang scrolling media sosial, saya terhenti pada salah satu publikasi video yang katanya viral. Dalam video tersebut terlihat seorang perempuan muda mengarahkan kamera pada segelas minuman yang baru dibelinya di sebuah kios minuman. Tidak luput dari sorotan perempuan tersebut wajah ibu penjual minuman tersebut. Narasi yang disampaikan perempuan adalah bahwa harga minuman tersebut terlalu mahal, tidak sebanding dengan kualitas minuman yang dibelinya. Sepertinya video ini bertujuan sebagai bentuk protes sekaligus memperkenalkan wajah ibu penjual minuman kepada publik agar tidak membeli minuman di sana karena ketidaksebandingan kualitas minuman dan harganya.

Mungkin kita juga pernah mengalami situasi yang sama dengan fenomena di atas. Bercermin dari fenomena ini, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan penjual maupun pembeli agar kedua belah pihak sama-sama merasa nyaman setelah transaksi jual beli.

Hal yang Sebaiknya Dilakukan oleh Penjual


Bagi para penjual makanan atau minuman di manapun berada, sebaiknya menyediakan daftar harga makanan dan minuman yang disediakan. Hal bertujuan agar calon pembeli dapat mempertimbangkan pilihannya sebelum memutuskan untuk membeli. Bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa berupa spanduk daftar menu beserta harganya, buku menu, ataupun lembaran kertas yang dilaminating.

Ketiadaan daftar menu dapat memicu konflik. Apalagi jika pembeli merasa bahwa harga makanan atau minuman yang dijual terlalu mahal. Jika situasi ini terjadi, penjual bisa dianggap pemalak.

Oleh sebab itu, demi kenyamanan bersama, akan lebih baik jika penjual menyediakan daftar menu dan harganya. Sehingga pembeli tipe malu bertanya bisa dengan nyaman memilih menu.

Hal yang Sebaiknya Dilakukan Pembeli


Dalam memutuskan di kios mana akan berbelanja, pembeli biasanya akan melihat-lihat pajangan yang tersedia pada kios. Jika beberapa kios terlihat memajang menu yang hampir sama, sebaiknya pembeli memilih kios yang memiliki daftar menu dan harganya. 

Jika tidak menemukan kios yang punya daftar menu dan harga, tidak ada salahnya menanyakan harga dari menu yang disediakan di awal sebelum memesan menu. Hal ini penting untuk kenyamanan hati saat berbelanja agar tidak merasa ditipu di akhir setelah transaksi jual beli terjadi. Jika harga menu terasa mahal di kantong, coba saja tawar. Jika penjual tidak bersedia jika dagangannya ditawar, penjual cukup minta maaf karena tidak jadi membeli, lalu beralih ke kios lainnya. Tidak perlu khawatir dianggap pelit ataupun perhitungan. Bukankah jual beli baru sah jika ada rasa saling rela antara penjual dan pembeli?

Jika kedua belah pihak saling berupaya menjaga kenyamanan bersama. Mungkin tidak akan ada lagi kekecewaan setelah berbelanja. Indahnya kehidupan jika di antara kita saling menjaga harmoni. 



Senin, 27 Mei 2024

Semoga Kau Beruntung

                                            



                                             Kota Perantauanmu, 27 Mei 2024.


Untuk yang Tercinta dan Tersayang,

Diriku di Masa Depan.


Assalaamu'alaikum diriku sayang. 

Bagaimana kabarmu saat ini?

Kudoakan semoga saat surat ini kau baca, dirimu dalam keadaan sehat, bahagia, dan dilimpahi kebaikan lebih dari apa yang mampu kau pikirkan.

Berapa usiamu saat ini? Sudah kepala empat?

MasyaAllah. 

Semoga keberkahan dari Allah SWT dicurahkan untukmu atas usia yang telah kau jalani maupun yang tersisa. 

Dirimu pernah bilang bahwa dirimu ingin menjadi orang beruntung. Orang yang keadaannya saat ini lebih baik daripada keadaannya di masa lalu.

Benarkah begitu?

Sudahkah kau mencapai keberuntunganmu itu sekarang?

Seberapa besar doa, usaha, dan keberserahan dirimu pada-Nya untuk mencapai label beruntung yang kau impikan itu?

Eh, tetapi, bukankah kata beruntung itu terlalu umum untuk kau tetapkan sebagai pencapaian? 

Mengapa tidak kuurai saja dari sekarang secara spesifik detail-detail keberuntungan yang kuharapkan sudah kau capai saat kelak kau membaca surat ini? 

Simak baik-baik, ya! Kuharap, saat kau membaca surat ini, dirimu sudah mencapai hal-hal berikut.

Pertama, aku ingin kamu sudah berhasil menulis dan menerbitkan minimal satu buku solo.

Kedua, aku ingin kamu sudah ikut bergabung menulis minimal 5 buku antologi.

Ketiga, aku ingin kamu menuntaskan keikutsertaanmu dalam sebuah event menulis dengan sangat baik.

Keempat,

Ah, tidak perlu sampai empat. Cukup tiga hal ini saja. Keberhasilanmu mencapai tiga target ini adalah sebuah lompatan besar untukmu. Sudah seberapa jauh kemajuanmu saat ini?

Oh, iya. Aku telah menetapkan bahwa ketiga target ini harus sudah kau capai dalam waktu maksimal sepuluh tahun. Bagaimana sekarang, sudah kau sanggupi semuanya?

Namun, mengapa ketiga target ini hanya terkait dengan dunia kepenulisan saja? Memangnya mimpi besarmu hanya berpusat pada dunia menulis saja?

Bukan, tentu saja bukan. Aku tahu ada sangat banyak mimpi besar di dalam kepalamu. Hanya saja, aku hanya ingin mengajakmu sedikit lebih fokus di dunia rangkai kata ini. Pengalamanmu menceritakan bahwa kamu terlalu rakus ingin melahap banyak hal. Sementara energimu tak cukup untuk melahap semuanya dalam satu waktu. 

Bersabarlah. 

Berlatihlah untuk fokus pada satu hal dalam satu waktu.

Kamu belumlah pribadi yang se-multitasking itu.

Kesampingkan hal yang tak selaras dengan tujuanmu.

Asah terus kemahiranmu dalam meyusun skala prioritas.

Buang sikap prokrastinasimu.

Berbaiksangkalah kepada-Nya.

Sebab Dia sejalan dengan persangkaanmu pada-Nya.

Semoga kau beruntung.

                                             

                                                         Salam Sayang

                                                                  ttd.

                                                  Dirimu di Masa Lalu

                            




Mengenal Jamal Irfani, Mantan Pegawai Bank yang Menemukan Kebahagiaan Diri Sebagai Penulis

"Kita semua hidup di lintasan masing-masing. Berjalan dengan kaki sendiri-sendiri dan dalam waktu sendiri pula. Jangan berpikir untuk b...